Ad Code

APA SIH INFORMASI, PESAN, DAN MAKNA?

Untuk mendapatkan sebuah informasi, tak jarang orang berani “membeli informasi”, sekalipun dengan harga yang mahal. Informasi menjadi barang dagangan. Kalau memang hanya bermaksud menambah informasi, bukankah orang yang berlangganan surat kabar atau majalah, itu berarti membeli informasi? Jika isi koran atau majalah semuanya dianggap informasi, tiada lain yang dilakukan oleh para pembuat koran atau majalah adalah “menjual informasi”.

Kalau informasi itu bisa dicari, bisa diminta, bisa berkurang, bs betambah, dan dapat dijualbelikan, lalu apakah informasi itu? Bagaimana bentuk informasi itu? Apakah informasi itu sama dengan berita-berita yang disajikan di koran, majalah, radio, dan televisi? Apakah informasi harus disampaikan melalui tulisan saja, ataukah dapat pula melalui kata-kata dan bahsa isyarat? Hanya melalui media massa sajakah, atau bisa melalui segala macam media? Apakah yang diambil orang dari sesuatu yang dianggap iformasi tersebut? Apakah pesanya ataukah makna yang dikandungnya? Jika diambil pengertiannya, lantas apakah makna itu? Apakah pean itu? Itulah serentetan pertanyaan yang hendak kita jawab pada bagian ini.

Konsep dan Teori Informasi

  1. PANDANGAN TENTANG INFORMASI

Untuk memperjelas pemahaman mengenai informasi, Fisher (1986) mengelompokka berbagai pandangan mengenai konsep informasi ke dalam tiga buah variasi. Pertama, penggunaan istilah informasi untuk menunjukkan fakta atau data yang dapat diperoleh selama tindakan komunikasi berlangsung. Kedua, penggunaan informasi untuk menunjukkan makna data. Jadi, menurut pandangan ini, informasi berbeda dari data. Informasi adalah arti, maksud dan makna yang dikandung data. Ketiga, istilah informasi menurut teori informasi, yang menganggap informasi sebagai jumlah ketidakpastian yang dapat diukur dengan cara mereduksikan sejumlah alternatif pilihan yang tersedia.

  1. TEORI INFORMASI

Teori informasi muncul setelah Claude Shannon dan Werren Weaver membuat model yang dipublikasikan pada tahun 1949 melalui bukunya yang berjudul The Mathematical Theory of Communication. Model yang dibuat mereka terkenal dengan nama model Shannon-Weaver. Salah satu ciri khas model Shannon-Weaver adalah adanya unsur noise. Adanya faktor gangguan pada komunikasi, memungkinkan lahirnya konsep entrophy, situasi yang tidak pasti atau tak teratur. Entrophy inilah yang kemudian melahirkan konsep informasi. Meurut teoti informasi, pengertian informasi sangat dekat dengan entrophy dalam ilmu pasti, yaitu ukuran tingkat “keacakan” (Severin-Tarkard, 1982). Oleh sebab itulah, informasi menurut teori informasi adalah jumlah ketidakpastian yang dapat diukur dengan mengurangkannya melalui pemakaian sejumlah alternatif pilihan yang tersedia.

  1. SIFAT INFORMASI: KETIDAKPASTIAN DAN MEMILIH

Seperti telah disebutkan salah satu ciri khas model Shannon-Weaver adalah adanya komponen noise menurut model ini, seumber gangguan (noise) ketika kita bekomunikasi itu bermacam-macam, bisa terjadi pada pembicaraannya, salurannya, situasinya maupun pesannya. Pada pembicara (sumber) mungkin tidak jelas siapa yang berbicara sehingga si penerima bertanya-tanya. Pada situasi mungkin adanya suara berisik ketika pesan diterima. Pada pesan kemungkinan terikutsertakannya tambhan pesan yang tidak mendukung pokok pembicaraan. Suatu hal yang dapat dirasakan, jika kita sedang berkomunikasi lalu muncul gangguan, adalah komunikasi kita menjadi kurang lancar, teristimewa pesan yang diterima tidak jelas. Ketidakjelasan inilah yang menimbulkan tanda tanya mengenai pesan yang kita terima, kita menjadi merasa serba tidak pasti. Dalam keadaan  tidak pasti itu kita hanya menduga-duga dan sejumlah alternatif jawaban pun kita susun. Dengan kata lain, faktor noise dapat menimbulkan ketidakpastian, sedangkan ketidakpastian mendorong tersedianya alternatif pilihan, yang tiada lain adalah informasi itu sendiri. Jadi, dengan teori informasi, makin banyak gangguan makin banyak ketidakpastian dan makin melimpah informasi.

  1. MENGATASI KETIDAKPASTIAN DENGAN “REDUNDANCY”

Redudancy artinya pengulangan, baik dengan kata yang sama ataupun kata yang artinya sama, dengan tujuan agar pesan yang dikirimkan  dipahami maksudnya oleh komunikan. Ketidakpastian (entrophy) juga dapat diatasi dengan menambah tenaga penyampaian pesan. Tenaga power dapat pula diperoleh dengan cara memberi pesan tambahan pada pesan utama. Umpamanya, sambil menyebut teh hangat, Anda perperagakan orang minum dan menggerak-gerakakan tangan agar pelayan menghampiri. Stelah itu, tenaga tambahan juga dapat diperoleh dengan cara memberikan pesan secara langsung ke pesan utama, dan dikirimkan secara jelas. Hal ini dapat dilakukan dengan cara (seolah-olah) mengeja kata-kata pesan, misalnya, teh hangat.

  1. JENIS DAN KUALITA INFORMASI

Dari fungsi informasi untuk mengurangi ketidakpastian, secra tersirat dapat dilihat bahwa informasi sangat penting dalam proses pengambilan keputusan. Adapun lain begitu seterusnya hingga diperoleh keputusan yang benar-benar mengurangi (menghilangkan) ketidakpastian. Ada tiga bentuk ketidakpastian. Pertama, tidak pasti kepada objek tertentu (nama benda, musim, masa) atau lingkungan sekitar lainnya. Kedua, ketidakpastian pada hubungan antara satu alternatif pilihan dengan alternatuf lainnya. Ketiga, ketidakpastian pada penilaian, baik nilai objek maupun nilai hubungan.

Tiga jenis informasi yang terdapat dalam contoh tersebut merupakan rangkaian informasi dari sebuah peristiwa. Akan tetapi masing-masing jenis dapat berdiri sendiri. Siulan seseorang menunjukan ada seseorang yang sedang bergembira (bentuk informasi objek dan lingkungan), teriakan awas mengngatkan adanya bahaya yang mengancam (bentuk informasi hubungan). Pernyataan bersedia seseorang, berarti si individu menilai positif pada sebuah ajakan atau perintah (bentuk informasi menilai).

Pesan dan Makna: Antara Wadah dan Isi

Dari uraian pada bagian sebelumnya, secara implisit tampak bahwa pembahasan informasi tidak dilepaskan dari pembicaraan mengenai makna. Data, makna, kata dan isyarat bukanlah informasi jika tidak diberi makna oleh orang-orang yang mengindrainya. Jadi, informasi tiada lain adalah makna dari simbol-simbol komunikasi, sedangkan jika kita ingat, baik dalam model Shannon-Weaver maupun dalam model-model lainnya, yang tiada lain data, makna, simbol dan isyarat.  Studi tidak mengandung informasi jika tidak ditafsirkan oleh penerimanya maka dapatlah dikemukakan bahwa tidaklah mempunyai arti apa pun jika tidak diberi makna oleh komunikasi. Sebalinya pesanlah yang mengandung makna apabila pesan tersebut ditafsirkan. Maka dengan rumusan sederhana, dapat kita katakan bahwa hubungan pesan dan makna ibarat wadah dengan isinya. Hanya perlu diingat, tentu suatu istilah tidak dapat diberi makna seenaknya oleh si pemakainya karena kita mengenal makna yang disepakati umum.

  1. MAKNA TENTANG MAKNA

Apa makna dari istilah makna? Studi tentang makna bukanlah khas displin komunikasi, tetapi jka kita membicarakan komunikasi kita harus membaha makna.persoalan makna kelak menarik perhatian para filsuf, ahli bahasa, psikolog, sosiologi, dan antropologi, sejak 2000 tahun yang lalu. Sayangnya, setiap usaha untuk memberikan jawaban apa arti makna secara langsung telah gagal (Fisher, 1986).

Upaya untuk menjelaskan makna misalnya terlihat dari diterbitkannya dua buku Meaning of Meaning dan Understanding-Understanding, tetapi isinya menurut Fisher, lebih sedikit dari apa yang ditawarkan judulnya. Uraian panjang lebar yang diberikan lebih sering membingungkan dari pada menjelaskan. Masalah makna memang persoalan yang pelik. Untunglah Broadback (1963) seperti dikutip Fisher membantu kita merumuskan tiga macam makna. Pertama, makna referensial, yakni makna suatu istilah mengenai objek, pikiran, ideal, atau konsep yang dtunjukkan oleh istilah itu. Makna itu lahir dari pikiran seseorang ketika suatu istilah menunjuk pada suatu objek. Kedua, makna yang menunjukkan arti suatu istilah sejauh hubungan dengan konsep-konsep lain. Ketiga, makna intensional, yakni arti suatu istilah atau lambang tergantung pada apa yang dimaksudkan oleh si pemakai dengan arti lambang itu.

  1. TEORI MAKNA

Dari tiga corak makna tersebut, yang menarik adalah proses terjadinya pemaknaan. Fiske (1980) menyatakan makna muncul ketika sebuah sign yang mengacu pada suatu objek, dipakai oleh pengguna sign, saat itulah terjadi proses pembentukan makna didalam benak si pemakai. Yang di maksud sign di sini dapat berupa kata, tulisan, simbol, maupun isyarat. Sedangkan objek bisa mengacu pada benda, ide, atau konsep.

Beberapa ahli merumuskan ketiga hubungan antara sign, objek dan pemakaiitu dalam bentuk hubungan segitiga. Maka teori segitiga makna (triangle meaning theory) pun dibuat untuk menjelaskan terjadinya makna. Salah seorang ahli yang menyusun teori segitiga makna adalah Charles S. Priece. Menurut Priece,, sebuah sign yang mengacu kepada sesuatu di luar dirinya, yaitu objek akan mempunyai pengaruh pada pikiran pemakainya karena adanya hubungan timbal balik antara ketiga elemen tersebut.

Masalah Bahasa dalam Komunikasi

                Bahasa merupakan faktor yang paling penting dalam berkomunikasi. Tanpa bahasa, kita tidak dapat berkomunikasi. Dua jenis bahasa dalam berkomunikasi, yaitu bahasa verbal (lisan) dan bahasa nonverbal (tulisan, simbol, dan isyarat). Fungs bahasa dalam beromunikasi adalah untuk mengirimkan pesan. Bila pesanitu dkirim dengan bahasa verbal itu berarti kita mengirimkan pesan secara verbal. Apabila pesan kita melalui bahasa nonverbal maka yang kita gunakan adalah bahasa-bahasa nonverbal. Mengenai bahasa verbal, umunya kita tidak pernah merasa kesulitan menggunakan kata-kata. Setiap hari kita berbicara, baik secara tatap muka maupun melalui media. Kita semua merasa telah terlatih sejak bayi untuk berbicara. Sejak kecil kita menggunakan kosakata dan maknanya dari memori kita. Mula-mula seorang bayi belajar mengucapkan kata “ma-ma” dengan sangat berat, dan begitu dewasa dengan cepat mengucapkan kata kata “sesdalopbang” (singkatan dari sekertaris pengendalian operasional pembangunan)

The post APA SIH INFORMASI, PESAN, DAN MAKNA? appeared first on Halo Dunia.



from Halo Dunia http://ift.tt/2eCGKpL
via IFTTT

Post a Comment

0 Comments

Close Menu